AL-QURAN DAN SAINS

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ulumul
Qur’an
Dosen Pengampu: Afga Sidiq Rifa’I,
M.Pd.I.
Disusun oleh :
Jery Muhammad Firmanda
|
(16.0401.0054)
|
Nola Noor Indah Indriastuti
|
(16.0401.0055)
|
Latifa Fatah
|
(16.0401.0056)
|
Taufik Sholihin
|
(16.0401.0057)
|
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Al-Qur’an dan Sains ”. Dalam
meyelesaikan makalah ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil yang
maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman dan
kemampuan yang kami miliki, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin
menyampaikan terima kasih kepada dosen pengampu dan teman-teman.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih butuh banyak perbaikan dan bimbingan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami juga berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya. Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR....................................................................................... .... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan bentuk pengungkapan ilmu
pengetahuan dalam Al-Quran................................................................................................... 2
B.
Hubungan Al-Quran dan Sains................................................................. 3
C.
Peristiwa alam semesta yang ada dalam
Al-Quran................................... 5
D.
Pertanyaan dan
Jawaban........................................................................... 13
BAB III PENUTUP
- Kesimpulan................................................................................................ 15
- Saran.......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-Qur’an
secara ilmu kebahasaan berakar dari kata qaraa yaqra’u qur’anan yang berarti
“bacan atau yang dibaca”. Secara general Al-Qur’an didefenisikan sebagai sebuah
kitab yang berisi himpunan kalam Allah, suatu mukjizat yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW. melalui perantaraan malikat Jibril,
ditulis dalam mushaf yang kemurniannya senantiasa terpelihara, dan membacanya
merupakan amal ibadah.
Ilmu pengetahuan adalah seluruh
usaha untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Ilmu bukan sekedar pengetahuan ,
tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati
dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam
bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena
manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Membahas
hubungan antara Al
Qur’an dan Sains bukan dinilai dari banyak atau tidaknya
cabang-cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya, tetapi yang lebih utama
adalah melihat : adakah Al qur’an atau jiwa ayat-ayatnya menghalangi ilmu
pengetahuan atau mendorongnya, karena kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya
diukur melalui sumbangan yang di berikan kepada masyarakat atau kumpulan ide
dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat-syarat
psikologis dan social yang diwujudkan, sehingga mempunyai pengaruh (positif
atau negative) terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian dan bentuk-bentuk pengungkapan ilmu pengetahuan dalam Al-Quran?
2. Bagaimana
hubungan Al-Quran dan Sains?
3.
Sebutkan
peristiwa alam semesta yang ada dalam Al-Quran !
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
dan Bentuk Pengungkapan Ilmu Pengetahuan dalam Al-Quran
Secara
etimologis kata ilmu berasal dari bahasa Arab ‘ilm (علم), dalam bahasa Inggris science, dalam bahasa Jerman Wissenschaft dan dalam bahasa Belanda wetenschap. Pada umumnya ilmu diartikan
sebagai sejenis pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan dapat dikatakan
sebagai ilmu, melainkan pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara tertentu
berdasarkan kesepakatan para ilmuan. Secara terminologis ilmu atau science kadang diberi arti sebagai ilmu
khusus yang lebih terbatas lagi, yakni sebagai pengetahuan sistematis mengenai
dunia fisik atau material. (Imam Syafi’ie, 2000: 25-26)
Kata ilmu dengan berbagai bentuknya
terulang 854 kali dalam Alquran, dan digunakan dalam arti proses pencapaian
pengetahuan dan obyek pengetahuan. Ilmu dari segi bahasa berarti kejelasan,
karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan.
Dari beberapa pengertian tentang ilmu baik ditinjau dari beberapa bahasa, pada
dasarnya tidak ada pertentangan, bahkan saling bertautan. Pengertian ilmu
sebagai pengetahuan, aktivitas atau metode merupakan kesatuan logis yang
berurutan. Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus
diusahakan dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu
mendatangkan pengetahuan yang sistematis. (Imam Syafi’ie, 2000: 27)
Dalam pandangan Alquran, ilmu adalah
keistimewaan yang menjadikan manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna
menjalankan fungsi kekhalifahan. Manusia, menurut Alquran memiliki potensi
untuk meraih ilmu dan mengembangkannya seizin Allah. Ada ilmu yang tidak banyak
menjadi perhatian para ilmuan pada umumnya, yaitu ilmu ladunni yang keberadaannya ditegaskan dalam Alquran, antara
lain dalam surat Al-Kahfi (18):65 yang artinya:
Lalu
mereka (Musa dan muridnya) bertemu dengan seorang hamba-hamba Kami, yang telah
Kami anugerahkan kepadanya rahmat dari sisi Kami dan telah Kami ajarkan
kepadanya ilmu dari sisi Kami.
Dengan demikian pengertian ilmu
dalam Alquran pada dasarnya dapat dibagi dua, yaitu ilmu yang diperoleh tanpa
upaya manusia atau ilmu ladunni dan
ilmu yang diperoleh karena usha manusia atau ilmu kasbi. (Imam Syafi’ie, 2000: 28-30)
Dalam
Alquran, kata ilm ternyata disebut
sebanyak 105 kali, dan dengan kata jadiannya disebut tak kurang dari 744 kali.
Untuk menyebutkan secara rinci, kata-kata jadian adalah: ‘alima(35), ya’lamu(215), I’lam(1,) yu’lamu(1), ‘ilm(105), ‘alim(35),
ya’lamu(215), I’lam(31), yu’lamu(1), ‘ilm(105), ‘alim(18), ma’lum(13),
‘alamin(73), ‘alam(49), ‘alim atau ulama’(163), ‘allam(4), ‘allama(12),
yu’allimu(16), ‘ulima(3), mu’allam(1), atau ta’allama(2).
Dari kata jadian tersebut timbul
berbagai pengertian seperti: mengetahui, pengetahuan, orang yang
berpengetahuan, yang tahu, terpelajar, paling mengetahui segala sesuatu, lebih
tahu, sangat mengetahui, cerdik, mengajar, belajar (studi), orang yang menerima
pelajaran atau diajari, mempelajari: akan tetapi juga pengertian seperti tanda
(‘alam), ‘alamat, tanda batas, tanda peringatan, segala kejadian alam (dunia),
segala yang ada, segala yang dapat diketahui. (Imam Syafi’ie, 2000: 30-31)
Ilmu
merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis. Dengan ilmu manusia
berupaya mendeskripsikan alam dan kehidupan sebagaimana adanya dengan tujuan
menemukan penjelaan yang memungkinkan manusia untuk dapat mengontrol objek
tersebut. Ilmu memang mengandung arti “pengetahuan”, dan demikianlah kata
“ilmu” itu diterjemahkan dalam Alquran. (Imam Syafi’ie, 2000: 32)
B.
Hubungan Al-Quran dan Sains
Ilmu
Pengetahuan atau Sains adalah ilmu yang dikembangkan oleh manusia yang tidak
lain adalah makhluk Allah SWT. Al Quran adalah kalam Allah yang disampaikan
kepada Rasulullah Muhammad SAW untuk dijadikan pedoman hidup/ petunjuk bagi
manusia. Sebagai Ilmu yang dikembangkan manusia, Ilmu Pengetahuan tentu
secara tersurat maupun tersirat sudah ada di dalam Al Quran itu sendiri.
Allah SWT berfirman :
“ Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan Qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq: 1 – 5)
Ayat-ayat
ini merupakan ayat-ayat Al-Quran yang pertama kali diturunkan, yang merupakan
permulaan rahmat dan nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Salah satu
kenikmatan tersebut adalah ilmu, yang dengan adanya ilmu tersebut, manusia
dimuliakan dan dihormati. Ilmu pengetahuan merupakan keistimewaan Adam atas
para malaikat, di mana Allah mengajarkan nama-nama benda yang nama-nama
tersebut tidak diketahui oleh malaikat. Dalam ayat ini Allah menyatakan
megajarkan ilmu kepada manusia melalui perantaraan Qalam.
Ilmu pengetahuan yang dimaksudkan adalah ilmu-ilmu eksak, seperti ilmu fisika, biologi, kimia, ilmu falak, kedokteran, maupun ilmu-ilmu sosisal, seperti sosiologi, psikologi, ekonomi, sastra, dan lain-lain. Termasuk pula di dalamnya adalah ilmu-ilmu agama, seperti aqidah, ibadah, akhlaq, muamalah, fiqh dan lain-lain.
Diantara kemukjizatan Al-Qur’an adalah kebenaran ayat-ayatnya yang kemudian terungkap satu per satu sejalan dengan ilmu pengetahuan. Mungkin dalam suatu penggalan sejarah tertentu sains tidak mampu mengungkap kebenaran ini.
Ilmu pengetahuan yang dimaksudkan adalah ilmu-ilmu eksak, seperti ilmu fisika, biologi, kimia, ilmu falak, kedokteran, maupun ilmu-ilmu sosisal, seperti sosiologi, psikologi, ekonomi, sastra, dan lain-lain. Termasuk pula di dalamnya adalah ilmu-ilmu agama, seperti aqidah, ibadah, akhlaq, muamalah, fiqh dan lain-lain.
Diantara kemukjizatan Al-Qur’an adalah kebenaran ayat-ayatnya yang kemudian terungkap satu per satu sejalan dengan ilmu pengetahuan. Mungkin dalam suatu penggalan sejarah tertentu sains tidak mampu mengungkap kebenaran ini.
Di belakang hari baru terbukti, dan
menjadi jelaslah bagi manusia bahwa apa yang diberitakan Al-Qur’an adalah
benar.
Allah SWT berfirman :
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS.Fushilat : 53).
Kita sebagai makhluk Allah dengan
segala keterbatasannya, maka kita diwajibkan untuk selalu menuntut ilmu guna
menguak isi kandungan dari Al Quran. Dan Allah akan mengangkat derajat orang
berilmu, seperti dalam firman-Nya
:
" Allah mengangkat orang yang beriman dari golonganmu dan juga orang-orang yang dikurniakan Ilmu Pengetahuan hingga beberapa derajat" (QS. al-Mujadalah : 11).
Di dalam Al Quran, Allah memerintahkan manusia untuk memikirkan
dan mengkaji tanda-tanda penciptaan di sekitar mereka. Rasulullah Muhammad
saw., sang utusan Allah, juga memerintahkan manusia untuk mencari ilmu. Beliau
bahkan menekankan bahwa menjadi kewajiban manusialah untuk mencari ilmu.
Perintah itu diungkapkan dalam hadits shahih berikut ini:
Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.
Carilah ilmu dan sampaikanlah kepada yang lain.
(Harun Yahya, 2002: 5)
Barang siapa menyelidiki seluk-beluk alam semesta dengan
segala sesuatu yang hidup dan tak hidup di dalam-nya, dan memikirkan serta
menyelidiki apa yang dilihatnya di sekitarnya, akan mengenali kebijakan, ilmu
dan ke-kuasaan abadi Allah. Beberapa perintah Allah kepada manusia untuk
merenungkan penciptaan ditunjukkan dalam ayat Al Quran berikut ini:
"Maka apakah mereka tidak
melihat akan langit yang berada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya
dan menghiasinya dan langit biru yang tidak mempunyai retak-retak sedikit pun?
Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh
dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata,
untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat
Allah). Dan Kami turunkan dari langit, air yang banyak manfaatnya, lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, dan
pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun." (QS. Qaaf, 50: 6-10)
"Yang telah menciptakan tujuh
langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang
Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah
kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?"
(QS. Al Mulk,
67: 3)
"Maka hendaklah manusia memerhatikan
dari apakah dia diciptakan?" (QS.
Ath-Thaariq, 86: 5)
"Maka apakah mereka tidak
memerhatikan unta bagaimana dia diciptakan, dan langit, bagaimana dia
ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia
dihamparkan?" (QS. Al Ghaasyiyah, 88: 17-20)
Seperti diterangkan ayat-ayat di atas, Allah
memerintahkan manusia untuk mempelajari dan mengkaji berbagai aspek dunia,
seperti langit, hujan, tumbuhan, binatang, kelahiran, dan bentangan geografis.
Cara untuk menyelidiki semua ini, adalah melalui sains. Pengamatan ilmiah
memperkenalkan manusia pada misteri penciptaan, dan akhirnya pada pengetahuan,
kebijakan dan kekuasaan tanpa batas yang dimiliki Allah. Sains adalah suatu
cara untuk mengenal Allah dengan tepat, dan karena itulah sepanjang sejarah,
se-jumlah ilmuwan yang memberikan sumbangan besar bagi kemanusiaan telah
beriman kepada Allah. (Harun Yahya, 2002: 5)
C.
Peristiwa
Alam Semesta Yang Terdapat Dalam Al quran
1.
Penciptaan Alam
Semesta
Asal mula alam semesta diuraikan Al-Quran dalam ayat berikut:
"Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia
mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala
sesuatu; dan Dia menge-tahui segala sesuatu." (QS. Al
An'aam, 6: 101)
Informasi yang diberikan Al Quran ini sepenuhnya sesuai dengan temuan
sains masa kini. Kesimpulan yang dicapai astrofisika saat ini adalah bahwa
seluruh alam semesta, bersamaan dengan dimensi materi dan waktu, muncul sebagai
akibat dari ledakan besar yang terjadi dalam ketiadaan waktu. Peristiwa ini,
yang dikenal sebagai "Big Bang", membuktikan bahwa alam semesta telah
diciptakan dari ketiadaan sebagai hasil ledakan satu titik tunggal. Kalangan
ilmiah modern sependapat bahwa "Big Bang" adalah satu-satunya penjelasan
masuk akal yang dapat dibuktikan untuk permulaan dan pembentukan alam semesta.
Sebelum "Big Bang", materi itu tidak
ada. Dari kondisi "ketiadaan" ketika materi, energi, bahkan waktu,
tidak ada, dan kondisi itu hanya dapat digambarkan secara metafisis materi,
energi, dan waktu diciptakan. Fakta yang ditemukan baru-baru ini oleh fisika
modern, telah diumumkan kepada kita dalam Al Quran 1400 tahun lalu. (Harun
Yahya, 2002: 80-81)
2.
Perluasan Alam Semesta
Di dalam Al Quran yang diturunkan 14 abad lalu, ketika ilmu astronomi
masih primitif, perluasan alam semesta telah digambarkan seperti ini:
"Dan langit itu Kami bangun dengan
kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskan-nya." (QS. Adz Dzaariyaat, 51: 47)
Kata "langit", seperti di-nyatakan dalam
ayat ini, diguna-kan di pelbagai tempat dalam Al Quran dengan arti ruang
angkasa dan alam semesta. Di sini, kata itu digunakan lagi dengan arti
tersebut. Dengan kata lain, dalam Al Quran diungkapkan bahwa alam semesta
mengalami "perluasan". Dan ini tepat sama dengan kesimpulan yang
dicapai sains saat ini.
Sampai awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang berlaku di dunia
sains adalah bahwa "alam semesta mempunyai sifat konstan dan ada sejak
waktu tak ber-hingga". Tetapi, penelitian, pengamatan, dan perhitungan
yang dilakukan dengan teknologi modern mengungkapkan bahwa alam semesta
sesungguhnya mempunyai per-mulaan, dan bahwa ia secara terus-menerus meluas.
Pada awal abad ke-20, ahli fisika Rusia, Alexander Friedmann, dan
kosmolog Belgia, Georges Lemaître, secara teoretis menghitung bahwa alam
semesta bergerak secara konstan dan bahwa ia meluas.
Fakta ini telah dibuktikan juga dengan data pengamatan pada tahun 1929.
Mengamati langit dengan teropong bintang, Edwin Hubble, ahli astronomi Amerika,
menemu-kan bahwa bintang-bintang dan galaksi-galaksi secara konstan saling
menjauhi. Alam semesta, ketika segalanya bergerak saling menjauhi berarti ia
secara konstan meluas. Pengamatan yang dilakukan pada tahun berikutnya
memastikan bahwa alam semesta secara konstan ber-kembang. Fakta ini telah
dijelaskan di dalam Al Quran ketika hal itu belum diketahui siapa pun. Ini
karena Al Quran adalah firman Allah, Yang Maha Pencipta, dan Maha Penguasa
seluruh alam semesta. (Harun
Yahya, 2002: 81-82)
3.
Orbit
Ketika merujuk pada matahari dan bulan dalam Al Quran,
ditekankan bahwa masing-masing bergerak dalam orbitnya sendiri.
"Dan Dialah
yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari
keduanya itu beredar pada garis edarnya." (QS. Al Anbiyaa', 21: 33)
Disebutkan dalam ayat lain pula bahwa matahari tidak
statis tetapi bergerak dalam orbit tertentu:
"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya.
Demikianlah ketetapan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui." (QS. Yaasin, 36: 38)
Fakta-fakta yang telah disampaikan Al Quran ini ditemukan
dengan pengamatan perbintangan di masa kini. Menurut perhitungan ahli
astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan sangat tinggi yaitu 720.000
kilometer/jam ke arah bintang Vega dalam orbit tertentu yang disebut Solar Apex.
Hal ini berarti bahwa matahari bergerak kira-kira 17.280.000 kilometer/hari.
Bersama matahari, semua planet dan satelit di dalam sistem gravitasi matahari
juga menempuh jarak yang sama. Lebih jauh, semua bintang di alam semesta berada
dalam gerakan terencana yang sama.
Bukti bahwa seluruh alam semesta dipenuhi jalur dan orbit
seperti ini, ditulis dalam Al Quran sebagai berikut:
"Demi langit yang mempunyai
jalan-jalan." (QS. Adz-Dzaariyaat, 51: 7)
Ada sekitar 200 miliar galaksi di alam semesta yang
terdiri dari hampir 200 miliar bintang pada setiap galaksi. Sebagian besar
bintang mempunyai planet, dan sebagian besar planet mempunyai satelit. Semua
benda luar angkasa ini bergerak dalam orbit yang diperhitungkan dengan tepat.
Selama berjuta-juta tahun, setiap benda langit ini "beredar" pada
orbitnya sendiri dalam keselarasan dan keteraturan sempurna dengan lainnya.
Selain itu, komet juga bergerak bersama di orbit-orbit yang ditentukan bagi
mereka.
Orbit di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda
angkasa. Galaksi juga berjalan dengan kecepatan luar biasa pada orbit yang
terencana dan diperhitungkan. Selama pergerakan ini, tidak satu pun benda
angkasa memotong jalur sesamanya, atau saling bertabrakan.
Tentu saja pada waktu Al Quran diturunkan, umat ma-nusia
tidak mempunyai teropong bintang masa kini atau teknologi pengamatan yang maju
untuk mengamati jutaan kilometer ruang angkasa, juga tidak mempunyai
penge-tahuan fisika atau astronomi modern. Karenanya, pada waktu itu, tidak
mungkin menentukan secara ilmiah bahwa ruang angkasa "mempunyai
jalan-jalan" seperti yang dinya-takan dalam ayat Al Quran. Tetapi, ini
dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Quran yang diturunkan pada waktu
itu: karena Al Quran adalah firman Allah. (Harun
Yahya, 2002: 83-85)
4.
Fungsi Gunung
Sebagaimana kita lihat, dinyatakan dalam ayat tersebut
bahwa gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi.Fakta ini
tidak diketahui siapa pun ketika Al Quran diturunkan. Bahkan, fakta ini baru
terungkap sebagai hasil penemuan geologi modern.
Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil
pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak
bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di
bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk
dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan
membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian
yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di
permukaan bumi.
Dalam sebuah ayat, peran gunung ini ditunjukkan dengan
perumpa-maan sebagai "pasak":
"Bukankah Kami telah
menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-gunung sebagai pasak?" (QS.
An-Naba', 78: 6-7)
Fungsi
pemancangan dari gunung dijelaskan dalam literatur ilmiah dengan istilah
"isostasi". Isostasi bermakna sebagai berikut:
Kesetimbangan dalam kerak bumi yang terjaga
oleh aliran materi beba-tuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi.
Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi
modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Quran berabad-abad
lampau sebagai suatu bukti hikmah mahaagung dalam ciptaan Allah. Dalam ayat
lain dikatakan pula:
"... dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi
itu tidak menggoyangkan kamu..." (QS. Luqman,
31: 10)
(Harun Yahya, 2002: 92-95)
5. Identitas Sidik Jari
Ketika dikatakan dalam Al Quran bahwa mudah bagi Allah
untuk menghidupkan manusia setelah kematiannya, sidik jari manusia secara
khusus ditekankan:
"Bukankah demikian,
sebenarnya Kami kuasa menyusun ujung-ujung jarinya dengan sempurna." (QS. Al
Qiyaamah, 75: 4)
Penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat khusus,
karena sidik jari setiap orang unik bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang
hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik.
Itulah
sebabnya sidik jari diterima sebagai bukti identitas yang sangat penting bagi
pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia.
Namun, yang penting adalah bahwa keunikan sidik jari ini
baru ditemukan di akhir abad ke-19. Sebelumnya, orang menganggap sidik jari
sebagai lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna khusus. Tetapi dalam Al Quran,
Allah menunjuk sidik jari, yang sedikit pun tidak menarik perhatian orang waktu
itu, dan mengarahkan perhatian kita pada arti penting sidik jari, yang baru
mampu dipahami di masa kini. (Harun Yahya, 2002:
95-96)
6. Keajaiban Pada Besi
Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas
dalam Al Quran. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti "besi", kita
diberitahu bahwa:
"...Dan Kami ciptakan besi
yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi
manusia..." (QS. Al Hadiid, 57: 25)
Kata "anzalnaa" atau berarti "kami
turunkan" yang khusus diguna-kan untuk besi dalam ayat ini, dapat dianggap
memiliki arti kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi
manfaat bagi manusia. Tetapi jika kita mempertimbangkan makna harfiah kata ini,
yakni "secara fisik diturunkan dari langit", kita akan menyadari
bahwa ayat ini menyatakan keajaiban ilmiah yang sangat penting. Ini karena
penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan di
bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar.
Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan di
dalam inti bintang-bintang raksasa. Tetapi sistem tata surya kita tidak
memiliki struktur yang cocok untuk menghasil-kan besi secara mandiri. Besi
hanya dapat dibuat dan dihasilkan di dalam bintang-bintang yang jauh lebih
besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika
jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang
tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa
yang disebut "nova" atau "supernova". Akibat ledakan ini,
meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta
dan mereka bergerak melalui ruang hampa sampai ditarik gaya gravitasi benda
angkasa.
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di
bumi tetapi kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui
meteor-meteor dan "diturunkan ke bumi", persis seperti dinyatakan
dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah
pada abad ke-7 ketika Al Quran diturunkan. (Harun
Yahya, 2002: 98-99)
7. Kadar Hujan
Fakta lain yang diberikan dalam Al Quran mengenai hujan
adalah bahwa hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan
dalam Surat Az Zukhruf sebagai berikut:
"Dan yang menurunkan air dari
langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri
yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)." (QS.
Az-Zukhruf, 43:11)
Kuantitas hujan yang sudah ditentukan ini telah
dite-mukan pula melalui penelitian modern. Diperkirakan dalam satu detik,
sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513 triliun
ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke
bumi dalam satu tahun. Ini berarti air senantiasa berputar dalam suatu siklus
yang seimbang menurut "ukuran atau kadar" tertentu. Kehidupan di bumi
bergantung pada siklus air ini. Bahkan, sekalipun manusia menggunakan semua
teknologi yang ada di dunia ini, mereka tidak akan mampu membuat siklus seperti
ini.
Bahkan, satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan
segera mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan
di bumi. Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan hujan senantiasa turun setiap
tahun dalam jumlah yang benar-benar sama seperti dinyata-kan dalam Al Quran. (Harun Yahya, 2002: 101-102)
8. Jenis Kelamin Bayi
Hingga
baru-baru ini, orang mengira bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh sel-sel
ibu. Atau setidaknya, dipercaya bahwa jenis kelamin ditentukan secara bersama
oleh sel-sel lelaki dan perempuan. Namun kita mendapat-kan informasi yang
berbeda dari Al Quran, yang menyatakan bahwa jenis kelamin laki-laki atau
perempuan diciptakan "dari air mani apabila dipancarkan".
"Dan bahwasanya
Dia-lah yang menciptakan berpa-sang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air
mani, apabila dipancarkan." (QS. An Najm, 53: 45-46)
Ilmu genetika dan biologi molekuler yang berkembang telah
membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang diberikan Al Quran ini. Kini
diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh pria,
dan bahwa wanita tidak berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini.
Kromosom adalah unsur utama dalam penen-tuan jenis
kelamin. Dua dari 46 kromosom yang menentukan struktur se-orang manusia
diidenti-fikasi sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom ini disebut
"XY" pada pria, dan "XX" pada wanita. Penamaan ini
didasarkan pada bentuk kromosom tersebut yang menyerupai bentuk huruf-huruf
ini. Kromosom Y membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kelelakian, sedangkan
kromosom X membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kewanitaan.
Pembentukan seorang manusia baru berawal dari
penggabungan silang salah satu dari kromosom ini, yang pada pria dan wanita ada
dalam keadaan berpasangan. Pada wanita, kedua bagian sel kelamin, yang membelah
menjadi dua selama peristiwa ovulasi, membawa kromosom X. Sebaliknya, sel
kelamin seorang pria menghasilkan dua sel sperma yang berbeda, satu berisi
kromosom X, dan yang lainnya berisi kromosom Y. Jika satu sel telur berkromosom
X dari wanita ini bergabung dengan sperma yang membawa kromosom Y, maka bayi
yang akan lahir berjenis kelamin pria. Dengan kata lain, jenis kelamin bayi
ditentukan oleh jenis kromosom mana dari pria yang bergabung dengan sel telur
wanita.
Tak satu pun informasi ini dapat diketahui hingga ditemukannya
ilmu genetika pada abad ke-20. Bahkan di kalangan masyarakat, diyakini bahwa
jenis kelamin bayi ditentukan oleh pihak wanita. Inilah mengapa kaum wanita
dipersalahkan ketika mereka melahirkan bayi perempuan.
Namun, tiga belas abad sebelum penemuan gen manu-sia, Al
Quran telah mengungkapkan informasi yang meng-hapuskan keyakinan takhayul ini,
dan menyatakan bahwa wanita bukanlah penentu jenis kelamin bayi, tetapi air
mani dari pria. (Harun Yahya, 2002: 103-105)
9. Otot Yang Membungkus Tulang
Aspek penting lain tentang informasi yang disebutkan
dalam ayat-ayat Al Quran adalah tahap-tahap pembentukan manusia dalam rahim
ibu. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu, tulang-tulang
terbentuk lebih dahulu, kemudian terbentuklah otot yang membungkus
tulang-tulang ini.
"Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu'minuun, 23: 14)
Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
perkembangan embrio dalam rahim ibu. Hingga akhir-akhir ini, para ahli
embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara
bersamaan. Karenanya, sejak lama, banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini
bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan
mikroskop yang dilakukan dengan ban-tuan teknologi baru telah mengungkap bahwa
pernyataan Al Quran adalah benar kata demi katanya.
Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa
perkemba-ngan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang
digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai
mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di sekitar
tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini.
Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah terbitan ilmiah
yang berjudul Developing Human, dengan kalimat berikut:
Dalam
minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan tulang-tulang
mencapai bentuk yang kita kenal. Pada akhir minggu ketujuh dan selama minggu
kedelapan, otot-otot menempati posisinya di sekeliling bentukan tulang.
Singkatnya,
tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana di-gambarkan dalam Al Quran,
benar-benar sesuai dengan temuan embrio-logi modern. (Harun Yahya, 2002: 107-108)
10. Air Susu Ibu
Air susu ibu adalah suatu campuran ciptaan Allah yang
luar biasa dan tak tertandingi sebagai sumber makanan terbaik bagi bayi yang
baru lahir, di samping sebagai zat yang meningkatkan kekebalan tubuhnya
terhadap penyakit. Bahkan, makanan bayi yang dibuat dengan teknologi masa kini
tak mampu menggantikan sumber makanan yang menakjubkan ini.
Setiap hari ditemukan
satu manfaat baru air susu ibu bagi bayi. Salah satu fakta yang ditemukan ilmu
pengetahuan tentang air susu ibu adalah bahwa menyusui bayi selama dua tahun
setelah kelahiran sungguh amat bermanfaat.59 Allah memberitahu kita informasi
penting ini sekitar 14 abad lalu, yang hanya diketahui melalui ilmu pengetahuan
baru-baru ini, dalam ayat-Nya :
"…menyapihnya dalam dua tahun…."
"Dan Kami perintahkan kepada
manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu." (QS. Luqman, 31: 14)
(Harun Yahya, 2002: 109-110)
D.
Pertanyaan dan
Jawaban
Pertanyaan :
1.
Apakah ada di Al-Qur’an contoh dari Ilmu Biologi , Ilmu
Fisika dan Ilmu Kimia ? (Ahmad Muflih Akbar Romadlon)
2.
Apakah ada ilmu pengetahuan atau penemuan yang tidak ada
dalam Al-Qur’an ? (Rahmah Nur Putri)
3.
Apakah dalam Al Qur’an terdapat kejadian yang akan
terjadi pada masa depan ? (M. Nopriyanto)
Jawaban :
1.
Ada, contohnya adalah :
·
Ilmu Biologi : Identitas Sidik Jari
Ketika
dikatakan dalam Al Quran bahwa mudah bagi Allah untuk menghidupkan manusia
setelah kematiannya, sidik jari manusia secara khusus ditekankan:
"Bukankah demikian, sebenarnya Kami
kuasa menyusun ujung-ujung jarinya dengan sempurna." (QS. Al
Qiyaamah, 75: 4)
·
Ilmu Fisika : Kadar Hujan
Fakta
lain yang diberikan dalam Al Quran mengenai hujan adalah bahwa hujan diturunkan
ke bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan dalam Surat Az Zukhruf sebagai
berikut:
"Dan yang menurunkan air dari langit
menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang
mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)." (QS.
Az-Zukhruf, 43:11)
·
Ilmu Kimia : Keajaiban
pada Besi
Besi adalah salah satu unsur yang
dinyatakan secara jelas dalam Al Quran. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti
"besi", kita diberitahu bahwa:
"...Dan Kami ciptakan besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia..." (QS. Al
Hadiid, 57: 25)
2. Tidak ada, karena semua yang telah terjadi sudah diatur oleh Allah SWT
lewat Al-Qur’an dan Sunnah.
3. Ada, contohnya adalah :
·
Kejadian di Masa
Rasulullah SAW
Ada banyak ayat
Quran yang memberi kepastian kepada Rasulullah SAW atas kemenangan umat Islam.
Berita tentang matinya Abu Lahab, salah satu orang yang paling keras memusuhi
Islam dan rasulnya, adalah bukti otentik. Quran mengatakan bahwa Abu Lahab akan
kafir sepanjang hidupnya, dan akan mati menggenaskan. Hal ini ternyata
terbukti.
Bayangkan jika
Abu Lahab ingin membuktikan kesalahan Quran, ia bisa saja masuk Islam, dan
seluruh kebenaran Quran dan Islam hancur. Tapi Allah benar-benar menjaga hal
ini.
Banyak juga
berita kemenangan-kemenangan umat Islam di masa itu seperti penaklukan Mekkah
(QS 48:28), di mana ayat ini turun ketika muslim dalam keadaan terusir dan
lemah. Serta kemenangan Romawi yang sudah terdesak dan kalah beberapa kali oleh
Persia (QS 30: 1-7), tepat di tempat yang termuat di dalam Al-Quran. Semua hal
ini diungkapkan Quran jauh sebelum itu terjadi.
·
Terjaganya Jasad Firaun
Ketika Allah SWT
menurunkan ayat: “Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat
menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya
kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” (QS. Yunus :
92), banyak orang pada saat itu yang tidak menyangka bahwa ternyata Allah SWT
benar-benar menjaga jasad Firaun. Sebuah jasad mumi yang
ditemukan pada tahun 1898 dan diperiksa pada tahun 1975 membuktikan bahwa mumi
itu adalah benar-benar jasad milik Firaun yang diberitakan dalam Al-Quran.
·
Kendaraan Masa Depan
Dalam surah
An-Nahl ayat 8, Allah SWT membicarakan kendaraan yang digunakan pada jaman itu,
dan sedikit membicarakan tentang kendaraan masa depan yang belum diketahui
manusia: “Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar kamu
menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang
kamu tidak mengetahuinya.”
Di ayat ini pula
Allah SWT mengatakan manusia menggunakan kendaraan sebagai perhiasaan. Dalam
kata lain, kendaraan tidak saja dipakai sebagai alat transportasi, tetapi juga
sebagai alat status sosial. Persis seperti yang terjadi di jaman ini.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan atau Sains adalah ilmu yang
dikembangkan oleh manusia yang tidak lain adalah makhluk Allah SWT. Al Quran
adalah kalam Allah yang disampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW untuk
dijadikan pedoman hidup / petunjuk bagi manusia. Sebagai Ilmu yang dikembangkan
manusia, Ilmu Pengetahuan tentu secara tersurat maupun tersirat sudah ada
di dalam Al Quran itu sendiri. Sebagaimana yang tertulis di dalam QS Al-Alaq,
ayat 1-5.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya dengan perantaraan kalam. Maka dari itu kami bisa mengambil kesimpulan bahwasannya ilmu Allah begitu luas
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya dengan perantaraan kalam. Maka dari itu kami bisa mengambil kesimpulan bahwasannya ilmu Allah begitu luas
Semua yang sudah kita
cermati sejauh ini menunjukkan fakta yang jelas bahwa Al Quran adalah kitab
yang seluruh berita di dalamnya terbukti kebenarannya. Fakta tentang hal-hal
ilmiah dan berita tentang masa depan, fakta-fakta yang tak seorang pun
mengetahuinya pada saat itu, telah dipaparkan dalam ayat-ayatnya.
B.
Saran
Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah masih jauh dari kata sempurna dikarenakan masih kurangnya
pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk kebaikan kedepannya.
Penulis juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan penulis pada khusunya. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Harun
Yahya. 2002. Al-Qur’an Dan Sains. Bandung:
Dzikra
Imam
Syafi’ie. 2000.Konsep Ilmu Pengetahuan
Dalam Al-Qur’an. Yogyakarta: UII Press (anggota IKAPI) bekerjasama
dengan Magister Studi Islam (S2) UII Yogyakarta.
Sumber Online :
https://asrorimukhtarom.wordpress.com/2014/12/04/al-quran-dan-sains-analisis-terhadap-ayat-ayat-sains/ 28/9/2016,
10:19WIB
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.