Selasa, 03 Januari 2017

AL-QUR'AN DAN SAINS



AL-QURAN DAN SAINS

Image result for logo ummgl


MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu: Afga Sidiq Rifa’I, M.Pd.I.




Disusun oleh :

Jery Muhammad Firmanda
(16.0401.0054)
Nola Noor Indah Indriastuti
(16.0401.0055)
Latifa Fatah
(16.0401.0056)
Taufik Sholihin
(16.0401.0057)




FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Al-Qur’an dan Sains ”. Dalam meyelesaikan makalah ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang kami miliki, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada dosen pengampu dan teman-teman.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih butuh banyak perbaikan dan bimbingan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Aamiin.

Penulis














DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR....................................................................................... .... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..........................................................................................     1
B.     Rumusan Masalah.....................................................................................     1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan bentuk pengungkapan ilmu pengetahuan dalam Al-Quran...................................................................................................      2
B.     Hubungan Al-Quran dan Sains.................................................................     3
C.     Peristiwa alam semesta yang ada dalam Al-Quran...................................     5
D.    Pertanyaan dan Jawaban...........................................................................     13
BAB III PENUTUP
  1. Kesimpulan................................................................................................        15
  2. Saran..........................................................................................................        15

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................      16



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Al-Qur’an secara ilmu kebahasaan berakar dari kata qaraa yaqra’u qur’anan yang berarti “bacan atau yang dibaca”. Secara general Al-Qur’an didefenisikan sebagai sebuah kitab yang berisi himpunan kalam Allah, suatu mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantaraan malikat Jibril, ditulis dalam mushaf yang kemurniannya senantiasa terpelihara, dan membacanya merupakan amal ibadah.

Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Ilmu bukan sekedar pengetahuan , tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.

Membahas hubungan antara Al Qur’an dan Sains bukan dinilai dari banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya, tetapi yang lebih utama adalah melihat : adakah Al qur’an atau jiwa ayat-ayatnya menghalangi ilmu pengetahuan atau mendorongnya, karena kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya diukur melalui sumbangan yang di berikan kepada masyarakat atau kumpulan ide dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat-syarat psikologis dan social yang diwujudkan, sehingga mempunyai pengaruh (positif atau negative) terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.


B.    Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dan bentuk-bentuk pengungkapan ilmu pengetahuan dalam Al-Quran?
2.      Bagaimana hubungan Al-Quran dan Sains?
3.       Sebutkan peristiwa alam semesta yang ada dalam Al-Quran !






BAB II
PEMBAHASAN

A.                Pengertian dan Bentuk Pengungkapan Ilmu Pengetahuan dalam Al-Quran

Secara etimologis kata ilmu berasal dari bahasa Arab ‘ilm (علم), dalam bahasa Inggris science, dalam bahasa Jerman Wissenschaft dan dalam bahasa Belanda wetenschap. Pada umumnya ilmu diartikan sebagai sejenis pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu, melainkan pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara tertentu berdasarkan kesepakatan para ilmuan. Secara terminologis ilmu atau science kadang diberi arti sebagai ilmu khusus yang lebih terbatas lagi, yakni sebagai pengetahuan sistematis mengenai dunia fisik atau material. (Imam Syafi’ie, 2000: 25-26)

            Kata ilmu dengan berbagai bentuknya terulang 854 kali dalam Alquran, dan digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan obyek pengetahuan. Ilmu dari segi bahasa berarti kejelasan, karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan. Dari beberapa pengertian tentang ilmu baik ditinjau dari beberapa bahasa, pada dasarnya tidak ada pertentangan, bahkan saling bertautan. Pengertian ilmu sebagai pengetahuan, aktivitas atau metode merupakan kesatuan logis yang berurutan. Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus diusahakan dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis. (Imam Syafi’ie, 2000: 27)

            Dalam pandangan Alquran, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahan. Manusia, menurut Alquran memiliki potensi untuk meraih ilmu dan mengembangkannya seizin Allah. Ada ilmu yang tidak banyak menjadi perhatian para ilmuan pada umumnya, yaitu ilmu ladunni yang keberadaannya ditegaskan dalam Alquran, antara lain dalam surat Al-Kahfi (18):65 yang artinya:
Lalu mereka (Musa dan muridnya) bertemu dengan seorang hamba-hamba Kami, yang telah Kami anugerahkan kepadanya rahmat dari sisi Kami dan telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.
            Dengan demikian pengertian ilmu dalam Alquran pada dasarnya dapat dibagi dua, yaitu ilmu yang diperoleh tanpa upaya manusia atau ilmu ladunni dan ilmu yang diperoleh karena usha manusia atau ilmu kasbi. (Imam Syafi’ie, 2000: 28-30)

Dalam Alquran, kata ilm ternyata disebut sebanyak 105 kali, dan dengan kata jadiannya disebut tak kurang dari 744 kali. Untuk menyebutkan secara rinci, kata-kata jadian adalah: ‘alima(35), ya’lamu(215), I’lam(1,) yu’lamu(1), ‘ilm(105), ‘alim(35), ya’lamu(215), I’lam(31), yu’lamu(1), ‘ilm(105), ‘alim(18), ma’lum(13), ‘alamin(73), ‘alam(49), ‘alim atau ulama’(163), ‘allam(4), ‘allama(12), yu’allimu(16), ‘ulima(3), mu’allam(1), atau ta’allama(2).
            Dari kata jadian tersebut timbul berbagai pengertian seperti: mengetahui, pengetahuan, orang yang berpengetahuan, yang tahu, terpelajar, paling mengetahui segala sesuatu, lebih tahu, sangat mengetahui, cerdik, mengajar, belajar (studi), orang yang menerima pelajaran atau diajari, mempelajari: akan tetapi juga pengertian seperti tanda (‘alam), ‘alamat, tanda batas, tanda peringatan, segala kejadian alam (dunia), segala yang ada, segala yang dapat diketahui. (Imam Syafi’ie, 2000: 30-31)

Ilmu merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis. Dengan ilmu manusia berupaya mendeskripsikan alam dan kehidupan sebagaimana adanya dengan tujuan menemukan penjelaan yang memungkinkan manusia untuk dapat mengontrol objek tersebut. Ilmu memang mengandung arti “pengetahuan”, dan demikianlah kata “ilmu” itu diterjemahkan dalam Alquran. (Imam Syafi’ie, 2000: 32)

B.     Hubungan Al-Quran dan Sains

Ilmu Pengetahuan atau Sains adalah ilmu yang dikembangkan oleh manusia yang tidak lain adalah makhluk Allah SWT. Al Quran adalah kalam Allah yang disampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW untuk dijadikan pedoman hidup/ petunjuk bagi manusia. Sebagai Ilmu yang dikembangkan manusia, Ilmu Pengetahuan  tentu secara tersurat maupun tersirat sudah ada di dalam Al Quran itu sendiri.

Allah SWT berfirman :



“ Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan Qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”  (QS. Al-Alaq: 1 – 5)

Ayat-ayat ini merupakan ayat-ayat Al-Quran yang pertama kali diturunkan, yang merupakan permulaan rahmat dan nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Salah satu kenikmatan tersebut adalah ilmu, yang dengan adanya ilmu tersebut, manusia dimuliakan dan dihormati. Ilmu pengetahuan merupakan keistimewaan Adam atas para malaikat, di mana Allah mengajarkan nama-nama benda yang nama-nama tersebut tidak diketahui oleh malaikat. Dalam ayat ini Allah menyatakan megajarkan ilmu kepada manusia melalui perantaraan Qalam.
Ilmu pengetahuan yang dimaksudkan adalah ilmu-ilmu eksak, seperti ilmu fisika, biologi, kimia, ilmu falak, kedokteran, maupun ilmu-ilmu sosisal, seperti sosiologi, psikologi, ekonomi, sastra, dan lain-lain. Termasuk pula di dalamnya adalah ilmu-ilmu agama, seperti aqidah, ibadah, akhlaq, muamalah, fiqh dan lain-lain.
Diantara kemukjizatan Al-Qur’an adalah kebenaran ayat-ayatnya yang kemudian terungkap satu per satu sejalan dengan ilmu pengetahuan. Mungkin dalam suatu penggalan sejarah tertentu sains tidak mampu mengungkap kebenaran ini.
Di belakang hari baru terbukti, dan menjadi jelaslah bagi manusia bahwa apa yang diberitakan Al-Qur’an adalah benar.

Allah SWT berfirman :


“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS.Fushilat : 53).

Kita sebagai makhluk Allah dengan segala keterbatasannya, maka kita diwajibkan untuk selalu menuntut ilmu guna menguak isi kandungan dari Al Quran. Dan Allah akan mengangkat derajat orang berilmu, seperti dalam firman-Nya :


" Allah mengangkat orang yang beriman dari golonganmu dan juga orang-orang yang dikurniakan Ilmu Pengetahuan hingga beberapa derajat" (QS. al-Mujadalah : 11).
Di dalam Al Quran, Allah memerintahkan manusia untuk memikirkan dan mengkaji tanda-tanda penciptaan di sekitar mereka. Rasulullah Muhammad saw., sang utusan Allah, juga memerintahkan manusia untuk mencari ilmu. Beliau bahkan menekankan bahwa menjadi kewajiban manusialah untuk mencari ilmu. Perintah itu diungkapkan dalam hadits shahih berikut ini:
Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.
Carilah ilmu dan sampaikanlah kepada yang lain.
(Harun Yahya, 2002: 5)
Barang siapa menyelidiki seluk-beluk alam semesta dengan segala sesuatu yang hidup dan tak hidup di dalam-nya, dan memikirkan serta menyelidiki apa yang dilihatnya di sekitarnya, akan mengenali kebijakan, ilmu dan ke-kuasaan abadi Allah. Beberapa perintah Allah kepada manusia untuk merenungkan penciptaan ditunjukkan dalam ayat Al Quran berikut ini:
"Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang berada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit biru yang tidak mempunyai retak-retak sedikit pun? Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah). Dan Kami turunkan dari langit, air yang banyak manfaatnya, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun."  (QS. Qaaf, 50: 6-10)
"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?"
 (QS. Al Mulk, 67: 3)
"Maka hendaklah manusia memerhatikan dari apakah dia diciptakan?" (QS. Ath-Thaariq, 86: 5)
"Maka apakah mereka tidak memerhatikan unta bagaimana dia diciptakan, dan langit, bagaimana dia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?" (QS. Al Ghaasyiyah, 88: 17-20)
Seperti diterangkan ayat-ayat di atas, Allah memerintahkan manusia untuk mempelajari dan mengkaji berbagai aspek dunia, seperti langit, hujan, tumbuhan, binatang, kelahiran, dan bentangan geografis. Cara untuk menyelidiki semua ini, adalah melalui sains. Pengamatan ilmiah memperkenalkan manusia pada misteri penciptaan, dan akhirnya pada pengetahuan, kebijakan dan kekuasaan tanpa batas yang dimiliki Allah. Sains adalah suatu cara untuk mengenal Allah dengan tepat, dan karena itulah sepanjang sejarah, se-jumlah ilmuwan yang memberikan sumbangan besar bagi kemanusiaan telah beriman kepada Allah. (Harun Yahya, 2002: 5)
C.    Peristiwa Alam Semesta Yang Terdapat Dalam Al quran
1.                  Penciptaan Alam Semesta
Asal mula alam semesta diuraikan Al-Quran dalam ayat berikut:
"Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia menge-tahui segala sesuatu." (QS. Al An'aam, 6: 101)
Informasi yang diberikan Al Quran ini sepenuhnya sesuai dengan temuan sains masa kini. Kesimpulan yang dicapai astrofisika saat ini adalah bahwa seluruh alam semesta, bersamaan dengan dimensi materi dan waktu, muncul sebagai akibat dari ledakan besar yang terjadi dalam ketiadaan waktu. Peristiwa ini, yang dikenal sebagai "Big Bang", membuktikan bahwa alam semesta telah diciptakan dari ketiadaan sebagai hasil ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmiah modern sependapat bahwa "Big Bang" adalah satu-satunya penjelasan masuk akal yang dapat dibuktikan untuk permulaan dan pembentukan alam semesta.
Sebelum "Big Bang", materi itu tidak ada. Dari kondisi "ketiadaan" ketika materi, energi, bahkan waktu, tidak ada, dan kondisi itu hanya dapat digambarkan secara metafisis materi, energi, dan waktu diciptakan. Fakta yang ditemukan baru-baru ini oleh fisika modern, telah diumumkan kepada kita dalam Al Quran 1400 tahun lalu. (Harun Yahya, 2002: 80-81)
2.                  Perluasan Alam Semesta
Di dalam Al Quran yang diturunkan 14 abad lalu, ketika ilmu astronomi masih primitif, perluasan alam semesta telah digambarkan seperti ini:
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskan-nya."  (QS. Adz Dzaariyaat, 51: 47)

Kata "langit", seperti di-nyatakan dalam ayat ini, diguna-kan di pelbagai tempat dalam Al Quran dengan arti ruang angkasa dan alam semesta. Di sini, kata itu digunakan lagi dengan arti tersebut. Dengan kata lain, dalam Al Quran diungkapkan bahwa alam semesta mengalami "perluasan". Dan ini tepat sama dengan kesimpulan yang dicapai sains saat ini.
Sampai awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang berlaku di dunia sains adalah bahwa "alam semesta mempunyai sifat konstan dan ada sejak waktu tak ber-hingga". Tetapi, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya mempunyai per-mulaan, dan bahwa ia secara terus-menerus meluas.
Pada awal abad ke-20, ahli fisika Rusia, Alexander Friedmann, dan kosmolog Belgia, Georges Lemaître, secara teoretis menghitung bahwa alam semesta bergerak secara konstan dan bahwa ia meluas.
Fakta ini telah dibuktikan juga dengan data pengamatan pada tahun 1929. Mengamati langit dengan teropong bintang, Edwin Hubble, ahli astronomi Amerika, menemu-kan bahwa bintang-bintang dan galaksi-galaksi secara konstan saling menjauhi. Alam semesta, ketika segalanya bergerak saling menjauhi berarti ia secara konstan meluas. Pengamatan yang dilakukan pada tahun berikutnya memastikan bahwa alam semesta secara konstan ber-kembang. Fakta ini telah dijelaskan di dalam Al Quran ketika hal itu belum diketahui siapa pun. Ini karena Al Quran adalah firman Allah, Yang Maha Pencipta, dan Maha Penguasa seluruh alam semesta. (Harun Yahya, 2002: 81-82)

3.                  Orbit
Ketika merujuk pada matahari dan bulan dalam Al Quran, ditekankan bahwa masing-masing bergerak dalam orbitnya sendiri.
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar pada garis edarnya." (QS. Al Anbiyaa', 21: 33)
Disebutkan dalam ayat lain pula bahwa matahari tidak statis tetapi bergerak dalam orbit tertentu:
"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui."  (QS. Yaasin, 36: 38)
Fakta-fakta yang telah disampaikan Al Quran ini ditemukan dengan pengamatan perbintangan di masa kini. Menurut perhitungan ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan sangat tinggi yaitu 720.000 kilometer/jam ke arah bintang Vega dalam orbit tertentu yang disebut Solar Apex. Hal ini berarti bahwa matahari bergerak kira-kira 17.280.000 kilometer/hari. Bersama matahari, semua planet dan satelit di dalam sistem gravitasi matahari juga menempuh jarak yang sama. Lebih jauh, semua bintang di alam semesta berada dalam gerakan terencana yang sama.
Bukti bahwa seluruh alam semesta dipenuhi jalur dan orbit seperti ini, ditulis dalam Al Quran sebagai berikut:
"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (QS. Adz-Dzaariyaat, 51: 7)
Ada sekitar 200 miliar galaksi di alam semesta yang terdiri dari hampir 200 miliar bintang pada setiap galaksi. Sebagian besar bintang mempunyai planet, dan sebagian besar planet mempunyai satelit. Semua benda luar angkasa ini bergerak dalam orbit yang diperhitungkan dengan tepat. Selama berjuta-juta tahun, setiap benda langit ini "beredar" pada orbitnya sendiri dalam keselarasan dan keteraturan sempurna dengan lainnya. Selain itu, komet juga bergerak bersama di orbit-orbit yang ditentukan bagi mereka.
Orbit di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda angkasa. Galaksi juga berjalan dengan kecepatan luar biasa pada orbit yang terencana dan diperhitungkan. Selama pergerakan ini, tidak satu pun benda angkasa memotong jalur sesamanya, atau saling bertabrakan.
Tentu saja pada waktu Al Quran diturunkan, umat ma-nusia tidak mempunyai teropong bintang masa kini atau teknologi pengamatan yang maju untuk mengamati jutaan kilometer ruang angkasa, juga tidak mempunyai penge-tahuan fisika atau astronomi modern. Karenanya, pada waktu itu, tidak mungkin menentukan secara ilmiah bahwa ruang angkasa "mempunyai jalan-jalan" seperti yang dinya-takan dalam ayat Al Quran. Tetapi, ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Quran yang diturunkan pada waktu itu: karena Al Quran adalah firman Allah. (Harun Yahya, 2002: 83-85)
4.                  Fungsi Gunung
Sebagaimana kita lihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi.Fakta ini tidak diketahui siapa pun ketika Al Quran diturunkan. Bahkan, fakta ini baru terungkap sebagai hasil penemuan geologi modern.
Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.
Dalam sebuah ayat, peran gunung ini ditunjukkan dengan perumpa-maan sebagai "pasak":
"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-gunung sebagai pasak?" (QS. An-Naba', 78: 6-7)
Fungsi pemancangan dari gunung dijelaskan dalam literatur ilmiah dengan istilah "isostasi". Isostasi bermakna sebagai berikut:
Kesetimbangan dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi beba-tuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi.
Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Quran berabad-abad lampau sebagai suatu bukti hikmah mahaagung dalam ciptaan Allah. Dalam ayat lain dikatakan pula:
"... dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu..." (QS. Luqman, 31: 10)
(Harun Yahya, 2002: 92-95)

5.      Identitas Sidik Jari
Ketika dikatakan dalam Al Quran bahwa mudah bagi Allah untuk menghidupkan manusia setelah kematiannya, sidik jari manusia secara khusus ditekankan:
"Bukankah demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun ujung-ujung jarinya dengan sempurna." (QS. Al Qiyaamah, 75: 4)
Penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat khusus, karena sidik jari setiap orang unik bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik.
Itulah sebabnya sidik jari diterima sebagai bukti identitas yang sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia.
Namun, yang penting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru ditemukan di akhir abad ke-19. Sebelumnya, orang menganggap sidik jari sebagai lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna khusus. Tetapi dalam Al Quran, Allah menunjuk sidik jari, yang sedikit pun tidak menarik perhatian orang waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita pada arti penting sidik jari, yang baru mampu dipahami di masa kini. (Harun Yahya, 2002: 95-96)
6.      Keajaiban Pada Besi
Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Quran. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti "besi", kita diberitahu bahwa:
"...Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia..." (QS. Al Hadiid, 57: 25)
Kata "anzalnaa" atau berarti "kami turunkan" yang khusus diguna-kan untuk besi dalam ayat ini, dapat dianggap memiliki arti kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia. Tetapi jika kita mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni "secara fisik diturunkan dari langit", kita akan menyadari bahwa ayat ini menyatakan keajaiban ilmiah yang sangat penting. Ini karena penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar.
Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan di dalam inti bintang-bintang raksasa. Tetapi sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasil-kan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan di dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut "nova" atau "supernova". Akibat ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa sampai ditarik gaya gravitasi benda angkasa.
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi tetapi kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan "diturunkan ke bumi", persis seperti dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Quran diturunkan. (Harun Yahya, 2002: 98-99)
7.      Kadar Hujan
Fakta lain yang diberikan dalam Al Quran mengenai hujan adalah bahwa hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan dalam Surat Az Zukhruf sebagai berikut:
"Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)." (QS. Az-Zukhruf, 43:11)
Kuantitas hujan yang sudah ditentukan ini telah dite-mukan pula melalui penelitian modern. Diperkirakan dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513 triliun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke bumi dalam satu tahun. Ini berarti air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut "ukuran atau kadar" tertentu. Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air ini. Bahkan, sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini, mereka tidak akan mampu membuat siklus seperti ini.
Bahkan, satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di bumi. Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan hujan senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama seperti dinyata-kan dalam Al Quran. (Harun Yahya, 2002: 101-102)
8.      Jenis Kelamin Bayi
Hingga baru-baru ini, orang mengira bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh sel-sel ibu. Atau setidaknya, dipercaya bahwa jenis kelamin ditentukan secara bersama oleh sel-sel lelaki dan perempuan. Namun kita mendapat-kan informasi yang berbeda dari Al Quran, yang menyatakan bahwa jenis kelamin laki-laki atau perempuan diciptakan "dari air mani apabila dipancarkan".
"Dan bahwasanya Dia-lah yang menciptakan berpa-sang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani, apabila dipancarkan."  (QS. An Najm, 53: 45-46)
Ilmu genetika dan biologi molekuler yang berkembang telah membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang diberikan Al Quran ini. Kini diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa wanita tidak berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini.
Kromosom adalah unsur utama dalam penen-tuan jenis kelamin. Dua dari 46 kromosom yang menentukan struktur se-orang manusia diidenti-fikasi sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom ini disebut "XY" pada pria, dan "XX" pada wanita. Penamaan ini didasarkan pada bentuk kromosom tersebut yang menyerupai bentuk huruf-huruf ini. Kromosom Y membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kewanitaan.
Pembentukan seorang manusia baru berawal dari penggabungan silang salah satu dari kromosom ini, yang pada pria dan wanita ada dalam keadaan berpasangan. Pada wanita, kedua bagian sel kelamin, yang membelah menjadi dua selama peristiwa ovulasi, membawa kromosom X. Sebaliknya, sel kelamin seorang pria menghasilkan dua sel sperma yang berbeda, satu berisi kromosom X, dan yang lainnya berisi kromosom Y. Jika satu sel telur berkromosom X dari wanita ini bergabung dengan sperma yang membawa kromosom Y, maka bayi yang akan lahir berjenis kelamin pria. Dengan kata lain, jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis kromosom mana dari pria yang bergabung dengan sel telur wanita.
Tak satu pun informasi ini dapat diketahui hingga ditemukannya ilmu genetika pada abad ke-20. Bahkan di kalangan masyarakat, diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh pihak wanita. Inilah mengapa kaum wanita dipersalahkan ketika mereka melahirkan bayi perempuan.
Namun, tiga belas abad sebelum penemuan gen manu-sia, Al Quran telah mengungkapkan informasi yang meng-hapuskan keyakinan takhayul ini, dan menyatakan bahwa wanita bukanlah penentu jenis kelamin bayi, tetapi air mani dari pria. (Harun Yahya, 2002: 103-105)
9.      Otot Yang Membungkus Tulang
Aspek penting lain tentang informasi yang disebutkan dalam ayat-ayat Al Quran adalah tahap-tahap pembentukan manusia dalam rahim ibu. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu, tulang-tulang terbentuk lebih dahulu, kemudian terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini.
"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik."  (QS. Al Mu'minuun, 23: 14)
Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan embrio dalam rahim ibu. Hingga akhir-akhir ini, para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak lama, banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan mikroskop yang dilakukan dengan ban-tuan teknologi baru telah mengungkap bahwa pernyataan Al Quran adalah benar kata demi katanya.
Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkemba-ngan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini.
Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah terbitan ilmiah yang berjudul Developing Human, dengan kalimat berikut:
Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuk yang kita kenal. Pada akhir minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya di sekeliling bentukan tulang.
Singkatnya, tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana di-gambarkan dalam Al Quran, benar-benar sesuai dengan temuan embrio-logi modern. (Harun Yahya, 2002: 107-108)
10.  Air Susu Ibu
Air susu ibu adalah suatu campuran ciptaan Allah yang luar biasa dan tak tertandingi sebagai sumber makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir, di samping sebagai zat yang meningkatkan kekebalan tubuhnya terhadap penyakit. Bahkan, makanan bayi yang dibuat dengan teknologi masa kini tak mampu menggantikan sumber makanan yang menakjubkan ini.
Setiap hari ditemukan satu manfaat baru air susu ibu bagi bayi. Salah satu fakta yang ditemukan ilmu pengetahuan tentang air susu ibu adalah bahwa menyusui bayi selama dua tahun setelah kelahiran sungguh amat bermanfaat.59 Allah memberitahu kita informasi penting ini sekitar 14 abad lalu, yang hanya diketahui melalui ilmu pengetahuan baru-baru ini, dalam ayat-Nya :
"…menyapihnya dalam dua tahun…." 
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS. Luqman, 31: 14)
(Harun Yahya, 2002: 109-110)
D.    Pertanyaan dan Jawaban
Pertanyaan :
1.      Apakah ada di Al-Qur’an contoh dari Ilmu Biologi , Ilmu Fisika dan Ilmu Kimia ? (Ahmad Muflih Akbar Romadlon)
2.      Apakah ada ilmu pengetahuan atau penemuan yang tidak ada dalam Al-Qur’an ? (Rahmah Nur Putri)
3.      Apakah dalam Al Qur’an terdapat kejadian yang akan terjadi pada masa depan ? (M. Nopriyanto)
Jawaban :
1.      Ada, contohnya adalah :
·         Ilmu Biologi : Identitas Sidik Jari
Ketika dikatakan dalam Al Quran bahwa mudah bagi Allah untuk menghidupkan manusia setelah kematiannya, sidik jari manusia secara khusus ditekankan:
"Bukankah demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun ujung-ujung jarinya dengan sempurna." (QS. Al Qiyaamah, 75: 4)
·         Ilmu Fisika : Kadar Hujan
Fakta lain yang diberikan dalam Al Quran mengenai hujan adalah bahwa hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan dalam Surat Az Zukhruf sebagai berikut:
"Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)." (QS. Az-Zukhruf, 43:11)
·         Ilmu Kimia : Keajaiban pada Besi
Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Quran. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti "besi", kita diberitahu bahwa:
"...Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia..." (QS. Al Hadiid, 57: 25)
2.      Tidak ada, karena semua yang telah terjadi sudah diatur oleh Allah SWT lewat Al-Qur’an dan Sunnah.


3.      Ada, contohnya adalah :
·         Kejadian di Masa Rasulullah SAW
Ada banyak ayat Quran yang memberi kepastian kepada Rasulullah SAW atas kemenangan umat Islam. Berita tentang matinya Abu Lahab, salah satu orang yang paling keras memusuhi Islam dan rasulnya, adalah bukti otentik. Quran mengatakan bahwa Abu Lahab akan kafir sepanjang hidupnya, dan akan mati menggenaskan. Hal ini ternyata terbukti.
Bayangkan jika Abu Lahab ingin membuktikan kesalahan Quran, ia bisa saja masuk Islam, dan seluruh kebenaran Quran dan Islam hancur. Tapi Allah benar-benar menjaga hal ini.
Banyak juga berita kemenangan-kemenangan umat Islam di masa itu seperti penaklukan Mekkah (QS 48:28), di mana ayat ini turun ketika muslim dalam keadaan terusir dan lemah. Serta kemenangan Romawi yang sudah terdesak dan kalah beberapa kali oleh Persia (QS 30: 1-7), tepat di tempat yang termuat di dalam Al-Quran. Semua hal ini diungkapkan Quran jauh sebelum itu terjadi.
·         Terjaganya Jasad Firaun
Ketika Allah SWT menurunkan ayat: “Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” (QS. Yunus : 92), banyak orang pada saat itu yang tidak menyangka bahwa ternyata Allah SWT benar-benar menjaga jasad Firaun. Sebuah jasad mumi yang ditemukan pada tahun 1898 dan diperiksa pada tahun 1975 membuktikan bahwa mumi itu adalah benar-benar jasad milik Firaun yang diberitakan dalam Al-Quran.
·         Kendaraan Masa Depan
Dalam surah An-Nahl ayat 8, Allah SWT membicarakan kendaraan yang digunakan pada jaman itu, dan sedikit membicarakan tentang kendaraan masa depan yang belum diketahui manusia: “Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.”
Di ayat ini pula Allah SWT mengatakan manusia menggunakan kendaraan sebagai perhiasaan. Dalam kata lain, kendaraan tidak saja dipakai sebagai alat transportasi, tetapi juga sebagai alat status sosial. Persis seperti yang terjadi di jaman ini.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Ilmu Pengetahuan atau Sains adalah ilmu yang dikembangkan oleh manusia yang tidak lain adalah makhluk Allah SWT. Al Quran adalah kalam Allah yang disampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW untuk dijadikan pedoman hidup / petunjuk bagi manusia. Sebagai Ilmu yang dikembangkan manusia, Ilmu Pengetahuan  tentu secara tersurat maupun tersirat sudah ada di dalam Al Quran itu sendiri. Sebagaimana yang tertulis di dalam QS Al-Alaq, ayat 1-5.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya dengan perantaraan kalam. Maka dari itu kami bisa mengambil kesimpulan bahwasannya ilmu Allah begitu luas

Semua yang sudah kita cermati sejauh ini menunjukkan fakta yang jelas bahwa Al Quran adalah kitab yang seluruh berita di dalamnya terbukti kebenarannya. Fakta tentang hal-hal ilmiah dan berita tentang masa depan, fakta-fakta yang tak seorang pun mengetahuinya pada saat itu, telah dipaparkan dalam ayat-ayatnya.


B.     Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah masih jauh dari kata sempurna dikarenakan masih kurangnya pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk kebaikan kedepannya. Penulis juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khusunya. Aamiin.

















DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :
Harun Yahya. 2002. Al-Qur’an Dan Sains. Bandung: Dzikra
Imam Syafi’ie. 2000.Konsep Ilmu Pengetahuan Dalam Al-Qur’an. Yogyakarta: UII Press (anggota IKAPI) bekerjasama dengan Magister Studi Islam (S2) UII Yogyakarta.

Sumber Online :














0 komentar:

Posting Komentar